Pengen Warung Anda Maju? Yuk Intip Cara Mengelola UMKM dengan Baik agar Semakin Sering Untung

Laros Media - Warung merupakan salah satu bentuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang berjalan di bidang penjualan barang berupa kebutuhan pokok atau sembako.

Warung atau UMKM juga menjadi tempat transit atas pendistribusian barang dari pabrik, untuk nantinya disalurkan ke masyarakat.

Adanya warung atau UMKM di tengah masyarakat tentu menjadi bagian penting dalam menempati posisi sebagai distributor barang tetap.

Sebagaimana mestinya sebuah usaha tentu akan mengenal untung rugi dan juga maju atau bangkrut. Hal itu didasari adanya beberapa faktor yang dapat mempengaruhi laju dari usaha tersebut.

Laros Media berkesempatan berbincang dengan Anang Ma’ruf selaku PIC atau koordinator wilayah Jakarta Timur dari lembaga koperasi SAHARA (Sahabat Usaha Rakyat) untuk memberi informasi seputar warung atau UMKM.

Baca Juga: Pelaku Usaha Bisa Dapat Rp600 Ribu dari Dana BPUM, Apa Syarat dan Bagaimana Cara Cek Penerimanya?

SAHARA (Sahabat Usaha Rakyat) merupakan lembaga koperasi yang bergerak di bidang pelatihan dan pembinaan warung.

Dalam menjalankan aktivitasnya, SAHARA melakukan sosialisasi rutin di setiap kecamatan yang menjadi targetnya.

Mengundang sejumlah warung atau UMKM dari masing-masing kelurahan dan juga menyediakan sebanyak 35 kuota untuk setiap wilayahnya.

Pelatihan yang diagendakan oleh SAHARA berjalan sebanyak tiga kali dalam sebulan. Biasanya per 10 hari sekali.

Anang menjelaskan bahwa pelatihan yang diadakan oleh SAHARA meliputi manajemen warung, pemanfaatan modal, dan cara mempertahankan pelanggan.

Manajemen warung bisa berupa penyempurnaan konstruksi bangunan maupun pelayanan, pemanfaatan modal yang bisa dilakukan dengan melihat kebutuhan pasar, kemudian pemeliharaan pelanggan dapat dikelola dengan cara mencatat setiap pembeli dan bukan hanya mencatat setiap pengutang.

Baca Juga: Cara Membuat Pagar Gaib, Sederhana tapi Berpengaruh Besar buat Rumah dan Tempat Usaha

Sistem yang dibangun yakni pemberian modal dari koperasi berupa barang yang nantinya harus dikembalikan oleh warung atau UMKM dengan bentuk uang.