Laros Media - Prof.Dr.H.Abdul Malik Karim Amrullah atau yang lebih dikenal dengan Buya Hamka merupakan tokoh Masyumi sekaligus ulama Muhammadiyah, Ketua Majelis Ulama Indonesia pertama pada tahun 1975, serta penulis novel. Buya Hamka juga salah satu sosok pejuang Islam Indonesia hingga pasca kemerdekaan.
Kisah hidup inspiratif dari Buya Hamka ini dapat dinikmati dalam film yang akan ditayangkan pada 4 April 2023 di seluruh bioskop Indonesia. Sebelum menikmati filmnya, Laros Media mengajak untuk berkenalan lebih awal tentang sosok Buya Hamka, serta pelajaran hidup yang dapat diambil untuk dijadikan inspirasi maupun motivasi dalam berperilaku sehari-hari.
Buya Hamka lahir dari keluarga yang sangat religius di Sumatera Barat pada 17 Februari 1908. Berdasarkan sumber dari Yusran Rusydi dalam buku Buya Hamka: Pribadi dan Martabat, dijelaskan bahwa Buya Hamka adalah anak dari Dr.Syaikh Abdulkarim Amrullah, seorang tokoh pelopor dari Gerakan Islam Kaum Muda di Minangkabau sejak 1906.
Sejak kecil telah mengenyam pendidikan religius yang sangat kuat, turut membentuk jati diri Buya Hamka ketika beranjak remaja. Memutuskan untuk merantau ke Yogyakarta ketika berusia 16 tahun pada 1924, turut mengenalkan Buya Hamka kepada tokoh-tokoh pergerakan politik Islam, seperti organisasi Syarikat Islam Hindia Timur, hingga gerakan sosial Muhammadiyah.
Pelajaran pertama yang bisa diambil dari Buya Hamka, yakni memilih lingkungan pertemanan dengan tujuan untuk mengubah diri menjadi lebih cerdas dan berguna untuk banyak orang. Disamping itu, pendidikan dan intelektualitas juga sangat penting untuk memberikan perubahan terhadap pemikiran dan tindakan menjadi lebih baik.
Kemudian Buya Hamka ketika beranjak dewasa menjadi sosok pejuang intelektual Islam Indonesia melalui pemikirannya yang dituangkan dalam bentuk karya tulisan. Salah satu pemikiran dari Buya Hamka yang masih relevan dengan kondisi Indonesia saat ini adalah Islam moderat, artinya Islam yang menghormati keragaman, toleransi, demokrasi, dan kemajuan.
Buya Hamka juga berani mengambil sikap untuk menentang Islam radikal yang cenderung eksklusif, intoleran, otoriter, serta stagnan. Penolakan terhadap paham sekularisme juga diungkapkan oleh Buya Hamka dengan alasan bahwa Islam adalah agama yang bermanfaat untuk seluruh kehidupan dunia.
Pelajaran kedua yang bisa diambil dari Buya Hamka, yakni sebagai manusia dan beragama Islam harus menjunjung tinggi prinsip moderat terutama menghormati perbedaan tanpa adanya diskriminasi. Sebagai manusia yang beragama Islam juga harus berani menentang segala bentuk penyimpangan paham terhadap Islam, baik itu radikalisme maupun sekularisme.
Dua pelajaran yang dapat diambil dari kisah inspiratif sosok Buya Hamka harus tetap dilakukan, demi terciptanya situasi kondusif di negara Indonesia saat ini.***
Artikel Terkait
Sudah Rajin Sholat Tapi Hidup Gini Aja, yang Bolong-bolong Makin Kaya! Begini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat
Kata Ustadz Abdul Somad Tipe Manusia Ini Tidak Diajak Ngobrol oleh Allah SWT pada Hari Kiamat, Kamu Termasuk?
Bahaya Minum Air Putih Pada Kondisi Ini! Bagaimana saat Puasa Ramadhan? Berikut Penjelasan dr Zaidul Akbar
Dijadikan Alasan untuk Bermalas-malasan, Berikut Ini Penjelasan Hukum Tidur Saat Puasa Selama Bulan Ramadhan
Jangan Tidur Mulu! Yuk Amalkan Sholawat Jibril Dijamin Diberi Kelancaran Berbagai Keperluan Besar dan Mendesak
Saat sedang Menunaikan Shalat Tiba-tiba Ingin Kentut Namun Ditahan, Apakah Tetap Sah? Begini Kata Buya Yahya
Puasa Identik dengan Memperbanyak Berzikir, Bacalah Kalimat ini Agar Ibadah Kamu Tambah Afdal!
Surat Az Zalzalah Ayat 1-8 Cocok Dibaca Buat Terawih Lengkap Dengan Arab Latin dan Terjemahanya!
Surat Ad Dhuha Ayat 1-11 Arab, Latin dan Tafsirnya Bisa Kamu Baca Ketika Sholat 5 Waktu
Jadwal imsak dan Buka Puasa Ramadhan 1444 H Hari Ini, untuk Wilayah Banyuwangi, Mudah diakses Lewat HP