Peneliti BRIN: Indonesia Aman dari Fenomena El Nino Karena Ada Benteng Terakhir Berikut Ini

LAROS MEDIA – Peneliti klimatologi di Pusat Iklim dan Atmosfer, BRIN, Erma Yulihastin mengungkapkan bahwa Siklon Tropis Mawar di utara Papua dekat Filipina saat ini telah menggeser pusat konvensi dari selatan ke utara ekuator.

Hal ini ternyata menjawab langkanya potensi hujan di Pulau Jawa yang selama beberapa hari terakhir ini jarang terjadi.

Menurut Erma, kelembapan rendah yang berasosiasi pada atmosfer kering mulai tampak di selatan Indonesia dari siklon tersebut.

Namun, siklon akan berdampak kecuali untuk bagian timur di Papua dan sekitarnya.

Baca Juga: Simak! Berikut Ini Beberapa Tips Menghadapi Cuaca Panas Ekstrem Agar Tidak Terkena Heat Stroke

Erma juga menyebutkan bahwa kelembapan tinggi masih terpantau di timur Indonesia dekat Papua berasosiasi dengan fenomena SPCZ (South Pacific Convergence Zone).

SPCZ tersebut dan dampak Siklon Mawar disebut-sebut berperan sebagai benteng terakhir yang melindungi Indonesia dari fenomena El Nino.

“Jika SPCZ tersebut menghilang, maka El Nino dapat segera eksis dan dampak kering yang terjadi di wilayah timur karena dekat dengan Samudera Pasifik,” ungkapnya.

Selain itu, Erma juga memprediksi datangnya fenomena El Nino tinggal menghitung hari yaitu pada bulan Juni.

Fenomena anomali suhu muka laut di Samudera Pasifik ini disebut akan membawa dampak kering meluas pada Juli.

“Karena diikuti dengan potensi terjadinya IOD positif,” ujarnya menunjuk pada fenomena lain dari Samudera Hindia, Indian Ocean Dipole.

Berdasarkan analisanya, Erma juga menambahkan bahwa mulai Juni tahun ini kekeringan akan mulai menyebar ke selatan Indonesia dan berpotensi meluas pada bulan Juli.

“Sehingga, Juli dapat menjadi bulan paling kering terutama untuk Pulau Jawa,” kata Erma.***