4 Tradisi Khas Suku Osing Banyuwangi yang Masih Awet, Satu Desa Kompak Jemur Kasur Warna Hitam dan Merah

LAROS MEDIA - Bagi anda yang lahir dan besar di wilayah Jawa Timur khususnya Banyuwangi tentunya sudah tidak asing dengan tradisi Suku Osing.

Suku Osing adalah penduduk asli daerah Banyuwangi yang menurut cerita masyarakat, suku tersebut merupakan keturunan rakyat kerajaan Blambangan yang mengasingkan diri pada zaman Majapahit.

Nama dari Suku Osing tersebut diberikan oleh penduduk pendatang yang menetap di daerah Banyuwangi pada abad ke-19.

Pada zaman dulu, bahasa yang digunakan adalah bahasa Osing yang merupakan turunan dari bahasa Jawa kuno.

Baca Juga: Cerita Misteri Goa Sodong dan Makam Keramat Mbah Ali Di Banyuwangi yang Tidak Bisa Sembarangan Difoto

Pada awalnya, masyarakat Suku Osing mayoritas beragama Hindu dan Buddha namun setelah berkembangnya kerajaan Islam, masyarakat Osing banyak yang beralih memeluk agama Islam.

Selain itu, di tengah modernisasi dengan perkembangannya yang kian pesat, Suku Osing di Desa Adat Kemiren Banyuwangi Jawa Timur ini berhasil mempertahankan budaya tradisionalnya hingga kini.

Saat berkunjung ke Banyuwangi, Jawa Timur, anda bisa menyaksikan lima tradisi yang diselenggarakan suku Osing.

Tradisi dan ritual tersebut dapat menarik minat para wisatawan lokal hingga mancanegara.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Unik Suku Osing Banyuwangi, Tempatnya Orang yang Membunuh Tanpa Menyentuh

Berikut tradisi suku Osing yang dilansir Laros Media dari YouTube Bwi channel:

1.  Bahasa Suku Osing

Suku Osing juga mempunyai bahasa sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa tersebut merupakan turunan langsung dari bahasa Jawa kuno.

Ada dua jenis sistem bahasa yang digunakan dalam bahasa asing yaitu bahasa Osing bahasa sehari-hari dan Ngoko Krama.