Hati-Hati Jika Temukan Ikan Oarfish di Laut, Benarkah Bisa Deteksi Gempa Bumi?

- Rabu, 7 Desember 2022 | 18:00 WIB
Ikan oarfish yang diduga bisa mendeteksi gempa Bumi. (Instagram/@uozu_city)
Ikan oarfish yang diduga bisa mendeteksi gempa Bumi. (Instagram/@uozu_city)

 

Laros Media - Sebagian dari Anda ada yang asing dengan ikan oarfish yang memiliki tubuh panjang seperti lembaran.

Ikan yang memiliki nama ilmiah Regalecidae ini bisa hidup pada kedalaman 1.000 meter di bawah permukaan laut.

Yang menarik dari ikan oarfish ini adalah mitos bahwa ikan oarfish bisa mendeteksi gempa Bumi dan tsunami yang akan terjadi.

Banyak mitos di seluruh dunia mengatakan bahwa jika masyarakat menemukan ikan oarfish naik ke permukaan, maka akan ada gempa dan tsunami yang akan menerjang wilayah tersebut.

Benarkan hal itu? Kita ketahui jawabannya, yuk!

Mitos Ikan Oarfish Bisa Deteksi Gempa Bumi dan Tsunami

Mitos terkait ikan oarfish ini sudah banyak dipercaya.

Dirangkum dari Live Science, sebelum terjadi gempa Bumi dan tsunami di California, AS, pada tahun 2011 masyarakat sekitar pantai banyak menemukan ikan ini berenang dan terdampar.

Di tahun 2011, masyarakat Tohoku, Jepang, juga menemukan ikan oarfish di sepanjang pantai sebelum bencana gempa Bumi dan tsunami melanda wilayah mereka.

Selain itu, fenomena kemunculan ikan oarfish juga pernah muncul di pantai selatan Yogyakarta sebelum gempa Bumi dan tsunami di tahun 2006.

Sehingga masyarakat akan semakin was-was jika mendapati ikan oarfish ini muncul ke permukaan.

Baca Juga: Gempa Bumi Melanda Jember dan Gorontalo, Inilah Cara Menyelamatkan Diri dari Gempa yang WAJIB Anda Ketahui


Kabar yang menyebut ikan oarfish bisa menjadi pertanda akan datangnya gempa besar mampu mencuri perhatian Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Anggapan ikan oarfish menjadi pertanda bencana juga dipercaya di seluruh dunia.

Masyarakat Amerika, Eropa, dan Jepang sangat percaya bahwa konon ikan oarfish bisa membawa pesan dari dasar laut akan terjadinya musibah gempa besar.

Halaman:

Editor: Dena Wiliyamansyah

Sumber: Live Science, SCMP

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X