Laros Media - Ramadan sudah berjalan beberapa hari ini. Tiap kita yang memenuhi persyaratan pun pasti sudah menunaikan kewajiban berpuasa.
Puasa merupakan pembeda bulan Ramadan dengan bulan lainnya. Kemuliaan bulan Ramadan itu muncul dengan sendirinya karena adanya syariat ibadah puasa selama sebulan penuh.
Ibadah puasa ialah perintah Allah kepada kita untuk dapat menahan dan menjaga diri dari segala perkara yang ditetapkan dapat membatalkan puasa. Umumnya kita melihat ibadah puasa itu hanya sekedar menahan makan dan minum, namun berbeda dari pandangan Imam Al-Ghazali.
Beliau mengatakan bahwa posisi ibadah puasa adalah seperempat bagian dari iman. Artinya barang siapa yang tidak puasa maka imannya kurang sepermpat.
Pernyataan Imam Al-Ghazali tersebut merupakan kesimpulan dari dua sabda Rasulullah SAW yang pertama berbunyi “ الصوم نصف الصبر” puasa merupakan setengah dari kesabaran. Dan hadits kedua berbunyai الصبر نصف الإيمان ” sabar adalah setengah dari iman.
Oleh karena itulah Imam Ghazali menyimpulkan bahwa puasa adalah seperempat bagian dari iman.
Dari kedua hadis ini juga, Imam Al-Ghazali mengungkapkan bahwa keimanan, kesabaran dan Puasa memiliki hubungan yang erat.
Sabar adalah inti dari puasa, Kesabaran dalam menahan segala larangan dhahiriah yang dapat membatalkan puasa, dan larangan batiniyah yang mengurangi makna puasa. Keduanya merupakan ujian yang berat.
Sekaligus juga merupakan barometer kwalitas keimanan seseorang.
Mengukur tingkat iman seseorang bukanlah sesuatu yang sulit, meskipun iman adalah soal kepercayaan dan kepercayaan tersimpan rapat-rapat dalam batin. Akan tetapi, iman itu membutuhkan manifestasi diri dalam kenyataan.
Tidak mungkin seseorang mengaku iman dan cinta kepada Allah SWT, tetapi ia menenggelamkan diri dalam selimut ketika Allah memanggilnya melalui adzan.
Orang yang beriman pasti segera berdiri atau bahkan berlari karena saking cintanya ketika ia telah mendapat panggilan dari Allah SWT.
Demikianlah kemudian Imam Ghazali mencoba merincikan secara bertingkat model puasa manusia. Beliau menerangkan bahwa puasa itu ada tiga tingkatan. Oleh sebab itu, al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin membagi tiga tingkatan puasa:
إعلم أن الصوم ثلاث درجات صوم العموم وصوم الخصوص وصوم خصوص الخصوص: وأما صوم العموم فهو كف البطن والفرج عن قضاء الشهوة كما سبق تفصيله، وأما صوم الخصوص فهو كف السمع والبصر واللسان واليد والرجل وسائر الجوارح عن الآثام، وأما صوم خصوص الخصوص فصوم القلب عن الهضم الدنية والأفكار الدنيوية وكفه عما سوى الله عز وجل بالكلية ويحصل الفطر في هذا الصوم بالفكر فيما سوى الله عز وجل واليوم الآخر
Artikel Terkait
Hukum Jika Tidak sengaja melihat Kemaluan Istri saat Puasa Ramadhan,Begini Kata Buya Yahya!
Dalam Momentum Ramadhan Menggerus Sikap Intoleran, Berikut Penjelasan Dan Pengertian Dalam Al-Quran
Teks Ceramah Kultum Ramadhan Singkat 7 Menit Tentang Indahnya Berbagi dengan Orang Lain
6 Nama Lain Dari Bulan Ramadan, Umat Muslim Harus Tahu Ini, Cek Disini Dengan lengkap, Berikut Penjelasannya!
Simak 3 Amalan yang Bisa Dipraktekkan di Waktu Nuzulul Quran, Begini Penjelasan dan Keutamaannya
Selain Jadi Ladang Pahala, Inilah 7 Hikmah Puasa Lainnya yang Bisa Kamu Peroleh di Bulan Ramadhan