Jangan Asal Main Saja! Berikut Hukum Berhubungan Intim di Hari Rebo Wekasan Menurut Para Ulama

Laros Media - Bagi pasangan suami istri, kegiatan berhubungan intim sudah menjadi rutinitas yang tidak boleh ditinggalkan.

Hal inilah yang membuat hubungan pasutri semakin erat dan harmonis, namun apakah benar berhubungan intim harus dilakukan di hari tertentu?

Bagi masyarakat Jawa, Madura, Sunda dan masih banyak lainnya meyakini hari Rebo Wekasan merupakan penuh kesialan.

Baca Juga: Bisa Buta? Hukum Melihat Kemaluan Istri Saat Berhubungan Intim Menurut Kitab Darul Fikr

Maka dari itu, agar terhindar dari kesialan. Mereka menghindari beberapa kegiatan termasuk berhubungan intim.

Dikutip Laros Media dari berbagai sumber, berikut penjelasan para ulama mengenai hukum Islam berhubungan intim di hari Rebo Wekasan.

Rebo Wekasan sebenarnya bukanlah syariat Islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Baca Juga: Hukum Menolak Ajakan Jima, Suami Lagi Nggak Pengen, Bolehkah dalam Islam?

Umat Islam tetap dianjurkan untuk tetap melakukan ibadah dengan sholat sunnah mutlaq atau sholat hajat untuk mengharap perlindungan Allah SWT.

Termasuk dalam berhubungan intim. Menurut para ulama berhubungan intim suami istri, dilakukan pada malam awal bulan, pertengahan bulan, dan akhir bulan.

Dalam kitab Ittihaf Sadat al-Muttaqin Syarh Ihya ‘Ulumiddin menyebut hukumnya adalah makruh.

Baca Juga: Benarkah 10 Muharram merupakan Hari Raya untuk Anak Yatim? Berikut Penjelasan Khalid Basalamah

“Makruh bagi seseorang berhubungan badan di tiga malam tiap bulannya, yaitu awal bulan, pertengahan bulan, dan akhir bulan’, dikatakan bahwa syaitan hadir jimak pada malam-malam ini, dan dikatakan bahwa syaitan-syaitan itu berjimak di malam-malam tersebut.”

Namun, menurut Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu' membolehkan hubungan badan di hari-hari tersebut.