1,3 Miliar Data Registrasi SIM Card Bocor, Begini Cara Mengecek Nomor HP Anda Masih Aman atau Tidak

- Kamis, 1 September 2022 | 17:50 WIB
Aplikasi pencuri data pribadi pengguna
Aplikasi pencuri data pribadi pengguna

Laros Media - Sebanyak 1,3 miliar data registrasi SIM prabayar diduga bocor dan dijual di forum online breached.to. Para pakar pun melakukan pemeriksaan terkait kebocoran data dengan menggunakan nomor random sebanyak 1,5 juta dan hasilnya dinyatakan valid.

Lebih dari database 21 ribu perusahaan, seperti PLN, Indihome, data kampus, hingga data penduduk mengalami kebocoran data. Data ini dijual di bearched.to dengan nama identitas 'Bjorka'.

"Jika diperiksa, sample data yang diberikan tersebut memuat sebanyak 1.597.830 baris berisi data registrasi sim card milik masyarakat Indonesia."

"Isinya berupa NIK (Nomor Induk Kependudukan), nomor ponsel, nama provider, dan tanggal registrasi," kata pakar keamanan siber, Pratama Persadha, Kamis, 1 September 2022.

Pratama melanjutkan, penjual juga mencantumkan harga sebesar 50.000 dollar atau sekitar 700 juta rupiah dan transaksi hanya menggunakan mata uang kripto.

Baca Juga: Baru Tahu! Ternyata Manfaat Kesehatan Membelai Kucing Adalah Menurunkan Risiko Serangan Jantung, Kok Bisa?

Dalam rilis yang diterima Laros Media, Pratama mengemukakan, data pastinya berjumlah 1.304.401.300 baris dengan total ukuran mencapai 87 GB. Ketika sampel data dicek secara acak dengan melakukan panggilan beberapa nomor, maka nomor tersebut masih aktif semuanya.

"Berarti dari 1,5 juta sampel data yang diberikan merupakan data yang valid," ucap Pratama yang juga chairman lembaga riset siber CISSReC (Communication & Information System Security Research Center).

Ditambahkan Pratama bahwa jika data ini benar, artinya semua nomor ponsel di Indonesia sudah bocor baik itu sim card prabayar maupun pascabayar.

Dan sangat rawan sekali data ini jika digabungkan dengan data-data kebocoran yang lain, bisa menjadi data profile lengkap yang bisa dijadikan data dasar dalam melakukan tindak kejahatan penipuan atau kriminal yang lain.

Baca Juga: Erling Haaland Bikin Gaduh di Twitter, Ini Profil Monster Baru di Premier League

"Akibatnya banyak terjadi kebocoran data, namun tidak ada yang bertanggungjawab, semua merasa menjadi korban. Padahal soal ancaman peretasan ini sudah diketahui luas, seharusnya PSE melakukan pengamanan maksimal, misalnya dengan menggunakan enkripsi/penyandian untuk data pribadi masyarakat."

"Minimal melakukan pengamanan maksimal demi nama baik lembaga atau perusahaan, Kata pria asal Cepu, Jawa Tengah ini.

Cara Mengecek Kebocoran Data

Halaman:

Editor: Dena Wiliyamansyah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X