Pengguna Twitter dengan nama kaget itu kemudian menunjukkan headline di harian The Sun setelah Tragedi Hillsborough terjadi.
Di koran itu ada berita dengan judul The Truth dengan poin bahwa beberapa suporter menghajar beberapa polisi yang mencoba membantu.
Akibat pemberitaan itu, The Sun menjadi bulan-bulanan di negeri Ratu Elizabeth karena dianggap menggiring isu dengan menyebarkan kebohongan.
23 tahun pasca Tragedi Hillsborough, Kelvin Mackenzie yang menulis berita itu mengakui bahwa headline itu merupakan kesalahannya dan meminta maaf sudah melukai banyak pihak.
“Butuh waktu 23 tahun untuk pada akhirnya salah satu media massa terbesar di Inggris ini mengakui perihal false report yang berujung pada persekusi kepada suporter LFC selama puluhan tahun. Pola ini sekarang terjadi juga di Tragedi Kanjuruhan,” tambah akun @dsblf tersebut.
Dia menambahkan bahwa Cokro TV menjadi salah satu media propaganda untuk mendiskreditkan korban dan suporter Arema FC.
Cuitan itu menanggapi video yang beredar di sosial media pada Selasa, 4 Oktober 2022 yang diunggah Cokro TV.
Dalam video itu, dosen Universitas Indonesia sekaligus pegiat sosial media, Ade Armando menyatakan bahwa Tragedi Kanjuruhan disebabkan oleh ulah suporter Arema.
Artikel Terkait
Menyikapi Tragedi Kanjuruhan, PSSI Diminta Belajar pada PT KAI, Begini Penjelasannya
Mengenang Korban Tragedi Kanjuruhan Malang, Aremania Akan Nyalakan Lilin Selama 7 Hari di Tugu Gajayana
Cerita Kuburan Massal di Tragedi Kanjuruhan: Bantu Teman di Pintu 13, Pria Ini Malah Kehilangan Keponakan
33 Anak-Anak Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan, PSSI Sanksi Panpel Arema FC Seumur Hidup
Tagar Army Trending di Twitter Usai Galang Dana untuk Tragedi Kanjuruhan, Cuitan Ini Bikin Kpopers Tersentuh!
Tragedi Kanjuruhan Jangan Sampai Terulang Lagi! Simak Tips Nonton Bola di Stadion dengan Aman Berikut Ini