Laros Media – Apakah Anda masih ingat dengan video rekaman suara kesaksian ibu penjual dawet yang viral setelah Tragedi Kanjuruhan terjadi di Stadion Kanjuruhan kemarin?
Ya, video yang menampilkan voice note atau rekaman suara seorang wanita seorang penjual dawet, yang menceritakan tentang kesaksiannya dalam Tragedi Kanjuruhan tersebut, kini meminta maaf.
Melalui video permintaan maaf yang viral melalui postingan Twitter @AremaniaCulture, tampak seorang wanita berseragam PNS meminta maaf kepada salah seorang anggota keluarga.
Diketahui anggota keluarga tersebut merupakan keluarga korban meninggal Mas Nawi Curva Nord.
“Saya Suprapti memohon maaf karena berhubung dengan voice note yang beredar kemarin, saya tidak ada tujuan apa pun untuk menjelekkan nama almarhum, ya, demi Allah.
Saya Lillahi Ta’ala meminta maaf kepada panjenengan memohon dengan sangat tolong maafkan saya bila ada kata saya yang salah ya, Mbak,” ucapnya kepada salah satu anggota keluarga yang tampak dalam rekaman, dikutip Laros Media dari video viral di Twitter, pada Rabu, 12 Oktober 2022.
“Dan untuk mas-masnya saya minta maaf yang sebesar-besarnya karena enggak ada tujuan saya untuk menjelekkan siapa pun di sini,” imbuhnya seraya melihat orang-orang yang ada di dalam video tersebut.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Polri: Gas Air Mata Tidak Bersifat Mematikan Menurut Pendapat Para Ahli
Diketahui Suprapti Fauzi ini sebelumnya merupakan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Namun, menurut Ketua DPD PSI Kabupaten Malang Yosea Suryo Widodo mengatakan bahwa Suprapti sudah bukan lagi pengurus sejak 22 Juni 2020.
Yosea juga memastikan bahwa dia akan menelusuri status keanggotaan Suprapti di PSI dan akan segera memecat Suprapti apabila dirinya masih tercatat sebagai kader.
Baca Juga: Bertambah Satu Orang, Total Korban Meninggal Akibat Tragedi Kanjuruhan Menjadi 132 Orang
Artikel Terkait
Washington Post Sebut Ada 40 Tembakan Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan, Bagaimana Penjelasan Polri?
Apakah Benar Bonek Dilarang ke Malang? Klarifikasi Dadang Aremania Terkait Kerusuhan Kanjuruhan di Mata Najwa
TGIPF Memberikan Kesimpulan Sementara Bahwa Stadion Kanjuruhan Tidak Layak Untuk Menggelar Laga Risiko Tinggi
Tragedi Kanjuruhan Menewaskan 131 Orang, Polri Sebut Gas Air Mata dalam Tragedi Kanjuruhan Tidak Mematikan
Polresta Malang Sujud Bersama dan Minta Maaf Atas Tragedi yang Terjadi di Stadion Kanjuruhan 1 Oktober 2022
Polri Verifikasi Gas Air Mata Kedaluwarsa Bukan Penyebab Meninggalnya Korban Kanjuruhan, Ternyata Ini Sebabnya
Hari Ini TGIPF akan Panggil PSSI dan PT LIB Untuk Diperiksa dan Diminta Klarifikasi Terkait Tragedi Kanjuruhan
Tragedi Kanjuruhan, Polri: Gas Air Mata Tidak Bersifat Mematikan Menurut Pendapat Para Ahli
Bertambah Satu Orang, Total Korban Meninggal Akibat Tragedi Kanjuruhan Menjadi 132 Orang
Alami Trauma Berat Akibat Tragedi Kanjuruhan di Malang, Pemuda Ini Sudah 11 Hari Tidak Pulang ke Rumah