Benarkah Kebo-keboan Tradisi Adat Khas Kabupaten Banyuwangi yang Unik dan Dipercaya Sebagai Tolak Bala?

- Selasa, 17 Januari 2023 | 15:00 WIB
Tradisi kebo-keboan untuk tolak bala dan menghasilkan panen yang berlimpah /Tangkap layar kanal Youtube Yusef Endri Raharjo
Tradisi kebo-keboan untuk tolak bala dan menghasilkan panen yang berlimpah /Tangkap layar kanal Youtube Yusef Endri Raharjo

Laros Media - Kebo-keboan merupakan salah satu ritual yang ada di Dusun Krajan Desa Alasmalang dan Desa Aliyan Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi.

Tradisi adat ini sudah ada sejak 300 tahun yang lalu, yang secara turun temurun dilestarikan dan upacara ini juga sebagai acara ungkapan syukur terhadap Dewi Sri (Dewi Kesuburan).

Tradisi kebo-keboan umumnya hanya di gelar pada bulan suro saja dengan tujuan meminta permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas diberkahi melimpahnya panen raya dan sebagai tolak bala.

Baca Juga: Indah Banget! 5 Hotel di Banyuwangi Ini Deket Sama Pantai, Ada Harga Spesial!

Kebo yang berarti kerbau merupakan simbol kerjasama antara petani dengan hewan bajak yang memiliki peranan penting untuk membantu petani dalam menggemburkan tanah, sehingga tanah menjadi subur.

Dilansir Laros Media video yang diunggah kanal Youtube Yusef Endri Raharjo, ritual kebo-keboan dibuka dengan tasyakuran dan makan bersama dengan warga kampung sekitar yang bertempat di persimpangan jalan desa tersebut.

Setelah itu tokoh adat atau dukun setempat akan bermeditasi di 3 tempat yang dianggap keramat seperti watu laso, watu gajah dan watu tumpeng.

Baca Juga: Jarang Ada Ini, Wisata Arabian Street Food di Banyuwangi, Kuliner khas Timur Tengah yang Enak!

Kemudian dilanjutkan dengan menggiring kurang lebih 30 orang yang berdandan layaknya kerbau untuk diarak mengelilingi desa lengkap dengan tanduk buatan dan badan yang dilumuri oleh jelaga hitam.

Kerbau-kerbau ini diarak mengelilingi empat penjuru desa yang disebut dengan ider bumi.

Orang yang berdandan menyerupai kerbau tersebut akan menari seperti kerbau yang sedang membajak sawah yang diiringi gending khas suku Osing Banyuwangi.

Di sepanjang jalan kerbau-kerbau tersebut akan berkubang di genangan air hingga bergulung-gulung di lumpur yakni di areal persawahan.

Baca Juga: Persiapan Ramadhan dan hari raya , ini 6 Wisata Alam Terbaik di Banyuwangi yang Bisa Dikunjungi Saat Lebaran

Pada akhir ritual kebo-keboan aka ada tabor benih yang dilakukan oleh orang yang menjelma sebagai kerbau tersebut, dengan harapan agar memeberikan hasil panen yang melimpah dan barokah.

Halaman:

Editor: Dena Wiliyamansyah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X