Laros Media - Ada banyak cerita dari saksi hidup tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada pekan lalu. Disebutkan ada dua pintu di Stadion Kanjuruhan yang menjadi kuburan massal suporter.
Salah satu suporter yang terlibat dalam Tragedi Kanjururan, Dadang Indarto menceritakan kalau pintu 13 dan 14 di stadion Kanjuruhan berubah menjadi kuburan massal pada Sabtu, 1 Oktober 2022, malam.
Masih terlintas dibenaknya kalau ada banyak teriakan minta tolong yang berasal dari suara perempuan dan anak-anak.
Dadang yang berstatus sebagai Apratur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota Batu menyebut tragedi horor di Kanjuruhan sudah dimulai tiga menit sebelum laga Arema vs Persebaya berakhir.
Mencium bakal ada kejadian besar, Dadang langsung bergegas keluar tribun melalui Pintu 13 di Stadion Kanjuruhan. Sayangnya, pintu ditutup dan membuat Dadang kembali ke tribun penonton.
Ketika balik ke tribun, dia mendengar tembakan gas air mata yang diarahkan ke tribun penonton oleh polisi. Tembakan berikutnya malah mengarah ke Dadang yang sedang berdiri.
"Saya tengkurap. Menutupi wajah dengan kaos. Baru pertama kali rasakan gas air mata yang menyengat," katanya, dikutip dari BBC News.
Akibat gas air mata, napas Dadang mulai sesak dan kulit terasa perih. Alhasil, dia memilih untuk lompat pagar tribun menuju Pintu 14.
Artikel Terkait
Menjadi Kenangan Terakhir Bersama Orang Tuanya, Kisah Alfiansyah Bocah yang Selamat dari Tragedi di Kanjuruhan
Kehilangan Orang Tua Akibat Kerusuhan di Kanjuruhan, M. Alfiansyah Ternyata Bercita-cita Ingin Menjadi Polisi
Mengenang Korban Tragedi Kanjuruhan Malang, Aremania Akan Nyalakan Lilin Selama 7 Hari di Tugu Gajayana
Bak Dapat Firasat, Salah Satu Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Aktif Minta Maaf Layaknya Lebaran
Menginspirasi! ARMY BTS Indonesia Galang Dana Solidaritas untuk Korban Tragedi Kanjuruhan Sudah Capai 446 Juta