Terisolasi Banjir Aceh Tamiang, Warga Berbagi Dua Butir Telur untuk 23 Orang

photo author
- Sabtu, 20 Desember 2025 | 06:00 WIB
Warga Aceh Tamiang saat menceritakan pengalaman mereka selamat terisolasi banjir.  (Dok. Instagram / @pempek_funny)
Warga Aceh Tamiang saat menceritakan pengalaman mereka selamat terisolasi banjir. (Dok. Instagram / @pempek_funny)

Laros Media - Aceh Tamiang menjadi salah satu daerah yang paling merasakan dampak parah banjir dan longsor yang melanda wilayah Sumatera pada akhir November lalu. 

Hingga beberapa pekan setelah kejadian, pemerintah bersama relawan masih terus menyalurkan bantuan logistik untuk warga yang terdampak.

Kondisi di lapangan sempat sangat memprihatinkan. Banyak wilayah gelap gulita tanpa listrik, kendaraan ditinggalkan di tengah jalan, serta lumpur tebal yang menutupi rumah-rumah warga hingga mendekati atap. 

Baca Juga: Haru, Bocah Pengungsi Banjir di Aceh Tamiang Ingin Makan Rendang dan Bakso

Situasi tersebut membuat Aceh Tamiang sempat dijuluki sebagai “Kota Zombie” oleh warga dan relawan yang datang membantu.

Di tengah keterbatasan itu, kisah perjuangan warga dalam bertahan hidup pun mencuat ke permukaan. Salah satunya datang dari cerita seorang warga yang viral di media sosial.

Melalui unggahan akun Instagram @pempek_funny, seorang warga Aceh Tamiang menceritakan pengalaman mereka saat terjebak banjir yang belum juga surut. 

Baca Juga: Penuh Haru, Pasangan di Aceh Tamiang Gelar Akad di Pengungsian

Selama beberapa hari, akses keluar masuk wilayah terputus dan bantuan belum dapat menjangkau lokasi mereka.

Dalam kondisi tersebut, warga saling berbagi apa pun yang tersedia. Bahkan, hanya dua butir telur harus dibagi untuk 23 orang.

Potongan telur yang dibagikan kepada setiap orang hanya sebesar satu ruas jari. Meski sangat sedikit, makanan itu tetap disyukuri sebagai penguat rasa dan semangat di tengah situasi sulit.

Baca Juga: Peduli Korban Banjir Aceh, Amien Ashal Borong Cabai dengan Harga Tinggi

“Untuk rasa aja, kan nikmat itu. Kan ke depan kita ngak tahu ya, kadang lebih pahit lagi, itu kita makan sedikit-sedikit,” ucapnya. .

Setelah sekitar tiga hari terisolasi, bantuan perlahan mulai berdatangan dari berbagai pihak. Warga menerima pasokan makanan sederhana seperti mi instan dan kebutuhan pokok lainnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dwi Synta

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X