Viral! Ibu di Tapanuli Tengah, Jalan Kaki 9 Jam Demi Membawa Pulang Sembako

photo author
- Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
Seorang ibu yang rela jalan 9 jam untuk mendapatkan sembako (Dok. TikTok/ apa aja )
Seorang ibu yang rela jalan 9 jam untuk mendapatkan sembako (Dok. TikTok/ apa aja )

Laros Media - Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera tak hanya menyisakan kerusakan, tetapi juga kisah-kisah perjuangan warga yang menguras emosi. 

Salah satu cerita yang menyentuh hati datang dari Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, di mana seorang ibu rela berjalan kaki selama sembilan jam demi membawa pulang bantuan sembako untuk keluarganya.

Perjuangan perempuan tersebut terekam dalam sebuah video amatir yang diunggah akun TikTok @apa aja pada Sabtu, 20 Desember 2025. 

Baca Juga: Menteri LH Ungkap Temuan Awal Kayu Gelondongan di Tapanuli, Tegaskan Penegakan Hukum Jika Ada Unsur Kesengajaan

Dalam video itu, terlihat sang ibu memanggul bantuan logistik di pundaknya sambil melangkah perlahan menyusuri jalan yang sulit dilalui akibat dampak banjir.

Kondisi jalan yang rusak dan tidak bisa dilalui kendaraan memaksa warga mengandalkan tenaga sendiri. 

Dengan napas terengah dan tubuh kelelahan, wanita tersebut tetap berusaha tegar sambil merekam perjalanan pulangnya menuju rumah.

Baca Juga: Kayu Gelondongan Perparah Banjir di Tapanuli Selatan, BNPB Siapkan Bantuan 100 Senso

"Terima kasih buat sembakonya," ucap wanita tersebut dengan nada syukur.

Ia mengungkapkan bahwa jarak yang ditempuh sangat jauh, namun tetap harus dijalani demi membawa bantuan tersebut untuk keluarganya.

Meski kelelahan jelas terlihat di wajahnya, semangatnya tak padam. Ia menyadari bahwa satu-satunya hal yang bisa diandalkan saat ini hanyalah tenaga dan doa.

Baca Juga: Warga Tapanuli Tengah dan Sibolga Banyak yang Menjarah Minimarket usai Terdampak Banjir, Bobby Nasution Angkat Bicara

Di akhir video, wanita tersebut menyampaikan permohonan tulus kepada para penonton agar mendoakan keselamatannya. Ia menyadari risiko bahaya seperti jalan licin hingga potensi longsor susulan masih mengintai di sepanjang perjalanan.

Kisah ini menjadi gambaran nyata betapa beratnya perjuangan warga di daerah terpencil pascabencana. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dwi Synta

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X