Kisah Pilu Ibu Korban Banjir Aceh Tamiang, Bayi 10 Bulan Bertahan Hidup dengan Mi Instan

photo author
- Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB
Seorang ibu di Aceh Tamiang saat menyuapi bayinya dengan mie instan. Hal ini tentu menarik simpati banyak warganet  (Dok. Tiktok/ rindumajalena)
Seorang ibu di Aceh Tamiang saat menyuapi bayinya dengan mie instan. Hal ini tentu menarik simpati banyak warganet (Dok. Tiktok/ rindumajalena)

Laros Media - Di tengah bencana banjir yang melanda Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, muncul potret kemanusiaan yang menyentuh nurani publik.

Seorang ibu membagikan kisah perjuangan keluarganya yang harus bertahan hidup dalam kondisi serba terbatas, terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan bagi anak-anaknya yang masih balita.

Melalui unggahan di akun TikTok pribadinya @rindumajalina yang dikutip pada Sabtu, 20 Desember 2025, warga terdampak banjir tersebut mengungkap realitas pahit yang harus ia hadapi selama bencana berlangsung. 

Baca Juga: Viral! Lumpur Sisa Banjir Bandang Aceh Diduga Simpan Butiran Emas

Akses terhadap makanan layak dan bergizi menjadi persoalan besar di tengah kondisi darurat yang telah berjalan lebih dari satu pekan.

Dalam situasi serba sulit tersebut, sang ibu mengaku terpaksa memberikan asupan pangan seadanya demi mengganjal perut anak-anaknya. 

Stok makanan bergizi semakin menipis dan sulit diperoleh akibat banjir yang belum juga surut.

Baca Juga: Gelondongan Kayu Raksasa Terbawa Banjir Bandang Aceh Tamiang, Picu Ingatan Kisah Nabi Nuh

Kondisi ini berdampak serius pada anak bungsunya yang baru berusia 10 bulan.

 Bayi tersebut terpaksa mengonsumsi makanan instan dalam jangka waktu cukup lama.

"Bayi 10 bulan makan mi instan selama 11 hari," tulis akun @rindumajalina dalam keterangan video yang diunggahnya.

Baca Juga: Penuh Haru, Pasangan di Aceh Tamiang Gelar Akad di Pengungsian

Bagi sebagian orang, mi instan mungkin hanya dianggap sebagai makanan darurat atau pelengkap. Namun, bagi keluarga yang terisolasi akibat banjir di Aceh Tamiang, makanan instan tersebut menjadi satu-satunya sumber asupan yang tersedia selama 11 hari berturut-turut.

Tidak adanya alternatif lain membuat sang ibu harus mengambil keputusan sulit agar anak-anaknya tetap bisa makan, meski jauh dari standar gizi yang ideal untuk usia pertumbuhan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dwi Synta

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X