Pengakuan Jessica Freddy Viral di Medos, Bongkar Dugaan KDRT hingga Pemalsuan Akta Pernikahan

Laros Media - Jagat media sosial tengah dihebohkan oleh pengakuan seorang dokter gigi ternama, Drg. Agnes Jessica Freddy Lawandi, yang lebih dikenal dengan nama Jessica Freddy. 

Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, @drgjessicafreddy, pada Sabtu, 20 Desember 2025, Jessica akhirnya buka suara mengenai kisah kelam rumah tangganya yang selama ini ia simpan rapat.

Dalam salah satu unggahannya, Jessica menuliskan kalimat singkat namun penuh makna. Unggahan tersebut sontak menyita perhatian publik dan menjadi viral di berbagai platform media sosial.

Baca Juga: Chikita Meidy Dilaporkan Suami ke Polisi atas Dugaan KDRT, Ngaku Pernah Dilempar Botol Skincare

"Saya Agnes Jessica, siapapun tolong bantu saya," demikian tertulis dalam postingan Instagram yang diunggah Jessica.

Jessica mengungkap dugaan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) serta pemalsuan dokumen negara yang diduga dilakukan oleh mantan suaminya berinisial MH. 

Ia memaparkan kronologi panjang penderitaan yang dialaminya selama lebih dari satu dekade, termasuk dugaan kekerasan terhadap anak berkebutuhan khusus.

Baca Juga: Sepanjang Tahun 2024, 5.313 Pasutri di Jember Bercerai, Ekonomi, KDRT, Hingga Poligami Jadi Penyebab Utama, PA: Mudah-mudahan Tidak Bertambah

Menurut penuturan Jessica, rumah tangganya dimulai pada tahun 2012. Namun, sejak tahun pertama pernikahan, ia mengaku sudah mengalami berbagai bentuk kekerasan, baik secara fisik maupun verbal.

Layaknya banyak korban KDRT lainnya, Jessica memilih untuk diam dan memaafkan pasangannya berulang kali. 

Akibatnya, ia tidak memiliki bukti visum atau dokumentasi medis pada masa-masa awal kekerasan tersebut terjadi.

Baca Juga: Ternyata Begini Curhatan Ferry Irawan Kepada Ibunya Soal Kasus KDRT yang Menimpanya

Ia mengaku sering mengalami pemukulan serta intimidasi verbal yang berlangsung secara berulang. Meski begitu, saat itu ia belum berani melaporkan atau mengungkapkannya ke publik.

Situasi semakin memprihatinkan setelah kelahiran anak pertama mereka pada tahun 2013. Jessica mengungkapkan bahwa tindakan kekerasan kerap terjadi di hadapan sang anak yang masih balita.