Laros Media - Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dari 4,8% menjadi 5,0% di tahun ini.
Dengan prakiraan anyar itu, Indonesia disebut menjadi salah satu negara yang paling solid di tengah perlambatan ekonomi global.
Proyeksi anyar IMF itu tertuang dalam laporan World Economic Outlook yang dirilis pada Selasa (11/4) waktu setempat.
"Kenaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh IMF ini menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi salah satu bright spot di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu melalui siaran pers.
Sejalan dengan proyeksi IMF, lanjut dia, perekonomian Indonesia terus menunjukkan resiliensi dan penguatan. Sampai dengan Maret 2023, Puchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia konsisten berada di level ekspansif selama 19 bulan berturut-turut, di saat PMI Manufaktur global masih di zona kontraktif.
Di sisi konsumsi, indeks penjualan ritel dan keyakinan konsumen masih tinggi, dengan inflasi yang relatif moderat di tingkat 5,0% (year on year/yoy). Posisi eksternal Indonesia juga tetap sehat, didukung neraca perdagangan yang membukukan surplus dalam 35 bulan berturut-turut.
Sejalan dengan perputaran roda ekonomi yang positif, penerimaan negara tumbuh baik dibarengi dengan belanja negara yang lebih berkualitas. "Pemerintah terus berupaya menjaga momentum pemulihan dan stabilitas perekonomian nasional," tutur Febrio.
"Dengan kontribusi permintaan domestik yang besar, berbagai upaya untuk mengendalikan inflasi agar tetap berada pada level moderat menjadi sangat krusial untuk terus menjaga momentum pemulihan ekonomi dan daya beli masyarakat," lanjutnya.
Sementara itu, IMF memperkirakan perekonomian global melambat dari 3,4% pada tahun 2022 menjadi 2,8% pada tahun 2023 turun 0,1 poin persentase dibanding proyeksi Januari dan kemudian membaik ke level 3,0% di 2024.
Momentum penguatan pemulihan yang sempat terjadi di awal tahun, kini meredup seiring terjadinya gejolak sektor keuangan di Amerika Serikat dan Eropa serta tekanan inflasi yang persisten tinggi. Proyeksi inflasi global 2023-2024 naik 0,4 persen poin dan 0,6 persen poin menjadi 7,0% dan 4,9%.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk beberapa negara maju dan berkembang utama secara umum menunjukkan perlambatan di tahun 2023 dan kembali membaik di tahun 2024.
Negara-negara maju seperti Amerika Serikat diproyeksi tumbuh 1,6% (2023) dan 1,1% (2024), sedangkan Eropa diproyeksikan tumbuh 0,8% (2023) dan 1,4% (2024).
Kegagalan sistem perbankan AS dan Eropa menambah ketidakpastian terhadap outlook kedua kawasan yang sudah mendapat tekanan berat dari inflasi dan pengetatan moneter yang agresif. Sementara itu, India diproyeksikan tumbuh 5,9% (2023) dan 6,3% (2024), serta Tiongkok diproyeksikan tumbuh 5,2% (2023) dan 4,5% (2024).
Artikel Terkait
Segera Cek Saldo! THR PNS, ASN, dan Pensiunan Cair Hari Ini, Berikut Besaran yang Masuk Rekening
PNS dan ASN Sudah Cair, Tenaga Honorer Tidak Dapat THR di Lebaran 2023? Ini Jawaban Pemerintah
Banding Ditolak, Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi Dihukum 20 Tahun Penjara atas Pembunuhan Brigadir J
Rekrutmen Bersama BUMN 2023 Dibuka Kembali, Persiapkan Dari Sekarang dan Catat Tanggalnya
Wajib Pakai Masker Lagi, Virus Covid-19 Kembali Melonjak Hampir 1.000 Kasus Per Hari, Ini Kata Kemenkes
Tupperware, Wadah Makanan dan Minuman Favorit Emak-emak Terancam Bangkrut, Inilah Alasan Tetap Disukai
Kapal Api Terancam Bangkrut, Bos Besar Sewa Puluhan Polisi untuk Menjaga Rumahnya Hindari Amukan Karyawannya