Ngambek Gak Diundang, Donald Trump Sindir China dengan Kalimat Menohok

photo author
- Kamis, 4 September 2025 | 19:30 WIB
Para pejabat dari berbagai negara saat memenuhi undangan dari Donald Trump  (Dok. Instagram/ titieksoeharto)
Para pejabat dari berbagai negara saat memenuhi undangan dari Donald Trump (Dok. Instagram/ titieksoeharto)

Laros Media - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan sindiran tajam terhadap China. 

Kali ini, ia menilai Beijing bersikap “kacang lupa kulit” setelah Amerika Serikat sama sekali tidak disebut dalam pidato resmi Presiden Xi Jinping pada parade militer terbesar di Beijing, Selasa, 3 September 2025. 

Melalui unggahan di platform Truth Social, Trump menyinggung sikap Xi Jinping yang hanya menyebut sejumlah negara sahabat tanpa menyinggung kontribusi Amerika Serikat.

Baca Juga: Pop Mart Siap Rilis Labubu Mini untuk Ponsel, Antusiasme Pasar Diprediksi Melonjak

"Banyak orang Amerika gugur dalam perjuangan Tiongkok meraih Kemenangan dan Kejayaan. Saya berharap mereka dihormati dan dikenang atas keberanian dan pengorbanan mereka! Semoga Presiden Xi dan rakyat Tiongkok yang luar biasa merayakan hari kemenangan yang agung dan abadi," tulis Trump, dilansir Laros Media pada Kamis, 4 September 2025 dari Instagram @bushcoo.

"Mohon sampaikan salam hangat saya kepada Vladimir Putin dan Kim Jong Un, saat kalian berkonspirasi melawan Amerika Serikat," tambahnya.

Menurut Trump, Amerika Serikat telah memberikan “dukungan besar, bahkan dengan darah” demi membantu Tiongkok meraih kebebasan dari penjajahan Jepang.

Baca Juga: Kelewat Canggih! Jepang Luncurkan Mesin Cuci Manusia, Bisa Membersihkan dan Mengeringkan Tubuh Hanya dalam 15 Menit

Namun, kekecewaan muncul karena jasa besar tersebut seolah diabaikan dalam peringatan Hari Kemenangan di Beijing.

Sejarawan menilai, bantuan Amerika Serikat memang punya andil besar dalam mempertahankan China dari agresi Jepang. 

Sejak 1937, sebagian besar wilayah China berada di bawah pendudukan Jepang. Situasi mulai berubah pada 1945 ketika Jepang akhirnya menyerah setelah Amerika menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.

Baca Juga: Indonesia Siapkan Pulau Galang untuk Pengobatan 2 Ribu Warga Gaza

Profesor Rana Mitter dari Harvard Kennedy School bahkan menekankan, hubungan kedua negara pada masa perang bersifat saling membutuhkan. 

China menjadi benteng penting yang memperlambat laju Jepang, sementara Amerika memberikan dukungan keuangan dan militer agar Tiongkok bisa bertahan hingga akhir perang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dwi Synta

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

KUHAP Baru 2025 Tuai Polemik, DPR Beri Klarifikasi

Jumat, 21 November 2025 | 14:30 WIB
X